Rabu, 04 April 2018

EDISI FARMAKOLOGI - DIARE DAN KONSTIPASI

DIARE (Mencret)

DEFINISI DIARE

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

Diare yang hanya sekali-sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh sendiri.
Tetapi diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa.

Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan tubuh yang dapat berakibat kematian, terutama pada anak/bayi jika tidak segera diatasi. Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun. Pada kasus yang jarang, diare yang terus-menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, cholera atau kanker usus.


JENIS-JENIS DIARE

Antara lain :

  • Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang demam dan muntah, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
  • Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih. 


Saat ini WHO menganjurkan 4 hal utama yang efektif dalam menangani anak-anak yang menderita diare akut, yaitu penggantian cairan (rehidrasi), cairan diberikan secara oral untuk mencegah dehidrasi yang sudah terjadi, pemberian makanan terutama ASI selama diare dan pada masa penyembuhan diteruskan, tidak menggunakan obat antidiare, serta petunjuk yang efektif bagi ibu serta pengasuh tentang perawatan anak yang sakit di rumah, terutama cara membuat dan memberi
oralit, tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk membawa anak kembali berobat serta metoda yang efektif untuk mencegah diare.

                                                     Gambar : Oralit (cairan rehidrasi)

KONSTIPASI (Sembelit)


DEFINISI SEMBELIT

Adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi.

Obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.
Kata “konstipasi” atau constipation berasal dari bahasa Latin constipare yang artinya “bergerombol bersama”. Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna yang tercermin dari berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja lebih keras, lebih besar dan nyeri dibandingkan sebelumnya serta pada perabaan perut teraba massa tinja (skibala).

PENYEBAB KONSTIPASI

Faktor-faktor penyebab konstipasi antara lain:

  1. Penyakit pada saluran cerna; sindrom iritasi usus, penyakit saluran cerna atas, penyakit pada anal dan rektum, wasir, tumor, hernia, volvulus usus, sifilis, TB, infeksi cacing, limphogranuloma.
  2. Gangguan metabolik dan endokrin; diabetes melitus dengan neuropati, hipotiroidisme, pheokromositoma, hiperkalsemia.
  3. Kehamilan; Penekanan motilitas usus, peningkatan penyerapan cairan dari usus besar, penurunan aktivitas fisik, perubahan diet, kurangnya asupan cairan, diet rendah serat, penggunaan garam besi.
  4. Neurogenik; penyakit sistem syaraf pusat, trauma otak, cedera spinal kordata, tumor sistem syaraf pusat, kecelakaan cerebrovaskular, penyakit parkinson’s
  5. Psikogenik; Psikogenik untuk mengabaikan/menunda dorongan untuk buang air besar, penyakit psikiatrik.
  6. Penggunaan obat-obatan tertentu


PENGOBATAN SEMBELIT

Terapi Non Farmakologis : Diet Tinggi Serat

Terapi non farmakologis merupakan terapi lini pertama dalam penanganan konstipasi dengan melakukan modifikasi diet untuk meningkatkan jumlah serat yang dikonsumsi.
Serat yang merupakan bagian dari sayuran yang tak dicerna dalama usus akan meningkatkan
curah feses, meretensi cairan tinja, dan meningkatkan transit tinja dalam usus.
Dengan terapi serat ini maka frekuensi buang air besar meningkat dan menurunnya tekanan pada kolon dan rektum.

Pasien disarankan setidaknya mengkonsumsi 10 gram serat kasar perharinya. Buah, sayur dan sereal adalah contoh bahan makanan kaya serat. Dedak baku mengandung sekitar 40% serat. Selain itu terdapat juga produk obat yang merupakan agen pembentuk serat masal seperti koloid psylium hidrofilik, metilselulosa atau polikarbofil yang dapat menghasilkan efek sama dengan bahan makanan tinggi serat yang tersedia dalam sediaan tablet, serbuk atau kapsul.

Terapi farmakologi
Pilihan obat yang dapat digunakan dalam terapi farmakologis konstipasi adalah:


  1. Emolien, adalah agen surfaktan dari dokusat dan garamnya yang bekerja dengan memfasilitasi pencampuran bahan berair dan lemak dalam usus halus
  2. Laktulosa dan sorbitol.

3. Derivat Difenilmetana. Turunan difenilmetana yang utama adalah bisakodil dan fenoftalein
    4. Derivat Antrakuinon. Termasuk dalam derivat antrakuinon adalah sagrada cascara, sennosides, dan casathrol

5. Katartik Saline. Katartik saline terdiri dari ion-ion yang sulit diserap seperti magnesium, sulfat, sitrat, dan fosfat yang bekerja dengan menghasilkan efek osmotik dalam mempertahankan cairan dalam saluran cerna.



6. Minyak Jarak.


7. Gliserin. Gliserin biasanya diberikan dalam bentuk suppositoria 3 gram yang akan memberikan efek osmotik pada rektum. Gliserin dianggap sebagai pencahar yang aman meski mungkin juga mengakibatkan iritasi rektum.






#FARMAKOLOGI#Direktorat Pembinaan SMK (2013)#Dasar-Dasar Farmakologi 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EDISI OBAT TRADISIONAL - KAMPO

KAMPO                                                        O bat herbal tradisional Jepang ( obat Kampo ) memperoleh fitur unik ...