Selasa, 06 Maret 2018

Menyerahkan obat dan informasi kepada pasien

Apoteker bukan sekedar penjual obat. 
Dalam menyerahkan obat maka harus disertai dengan informasi agar obat tidak disalahgunakan dan dapat dicapai efek terapi yang maksimal. 

Berikut informasi yang harus disampaikan dalam menyerahkan obat:

1. WAKTU MINUM OBAT

Perlu diperhatikan obat diminum sebelum atau sesudah makan.
Untuk obat-obat yang dapat mengiritasi lambung, maka harus diminum SESUDAH MAKAN. Lebih tepatnya 1/2 - 1 jam setelah makan.
Contohnya: obat-obat analgesik, NSAID, dll

Untuk obat-obat yang penyerapannya baik dengan asam lambung, maka harus diminum pada saat perut kosong. Lebih tepatnya 1/2 jam SEBELUM MAKAN atau 2 jam SESUDAH MAKAN.
Contohnya: obat-obat gangguan lambung, beberapa antibiotik, dll

2. CARA MENGKONSUMSI OBAT

- Oral, adalah cara penggunaan obat yang lazim digunakan. obat ditelan biasa dengan menggunakan air, nasi, pisang, dll. (tergantung kebiasaanpasien)
- Sublingual, adalah cara penggunaan obat yang diletakkan di bawah lidah. Dimana obat akan diserap melalui pembuluh darah yang ada di bawah lidah. Umumnya obat-obat jantung digunakan dengan cara ini.
- Rektal, adalah cara pemberian obat melalui dubur, seperti suppositoria. Umumnya diberikan bagi pasien yang tidak bisa menelan, tidak sadar, rusak dengan asam lambung, dan yang membutuhkan efek cepat.
- Inhalasi, adalah cara pemberian dengan menyemprotkan obat ke dalam mulut. Biasanya digunakan untuk penderita asma atau gangguan pernapasan.
- Kulit (topikal), adalah cara pemberian melalui pengolesan pada kulit. Digunakan sebagai obat luar. 
- dan masih banyak lagi (dibahas lain kesempatan ya.....)

3. DURASI KONSUMSI OBAT

Untuk obat-obat dengan terapi kausal, maka durasi pemakaian adalah sampai obat habis, contohnya obat-obat antibiotika, antivirus, antimikroba, dll
Untuk obat-obat dengan terapi simptomatis, maka durasi pemberian adalah sampai gejala hilang. Misalnya analgesik diberikan apabila rasa nyeri sudah hilang, antipiretik diberikan sampai demam turun dan suhu normal, antitusiv dan ekspektoran diberikan apabila sedah tudak ada gejala batuk, dll

4. KEGUNAAN OBAT

Ada 3 jenis terapi:
- terapi kausal, adalah terapi yang bertujuan menghilangkan penyebab penyakitnya, misal antibiotika
- terapi simptomatis, adalah terapi yang bertujuan menghilangkan gejalanya saja, misal antipiretik, antihistamin, dll
- terapi substitusi, disebut juga sebagai terapi pengganti. Adalah terapi untuk menggantikan zat yang normalnya ada dalam tubuh, misal vitamin, hormon, mineral, dll

5. EFEK SAMPING OBAT

Ada beberapa efek samping yang harus disampaikan berkaitan dengan aktivitas pasien, sehingga diharapkan obat tetap bekerja optimal, dan efek samping dapat ditangani sendiri oleh pasien.
- apabila efek samping mengantuk, maka disarankan pada pasien untuk tidak berkendara, atau melakukan aktivitas berat
- apabila efek samping berupa ruam atau gejala alergi, bisa kembali ke dokternya untuk mengganti obat yang lain, atau ditangani dengan pemberian antihistamin
efek samping lainnya akan dibahas tersendiri, ya.....

6. INTERAKSI OBAT

Apabila ada 2 atau lebih obat yang diberikan secara bersamaan, maka bisa saja akan saling mempengaruhi. Misalkan obat analgesik yang diberikan bersama dengan antasida, maka antasida akan mereduksi obat analgesik sehingga tidak berkhasiat. Atau pemberian obat herbal yang bersamaan dengan obat dari dokter, maka harus dieberi jeda lebih dari setengah jam, dll

Disinilah peran seorang tenaga farmasis dalam mengedukasi pasien, dan mempercepat penyembuhan pasien karena tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat dapat dioptimalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EDISI OBAT TRADISIONAL - KAMPO

KAMPO                                                        O bat herbal tradisional Jepang ( obat Kampo ) memperoleh fitur unik ...